MARI KITA PERTAHANKAN KEBERADAAN
KOPERASI KITA!!!
Dalam sejarahnya, koperasi sebenarnya bukanlah organisasi usaha
yang khas berasal dari Indonesia. Kegiatan berkoperasi dan organisasi koperasi
pada mulanya diperkenalkan di Inggris di sekitar abad pertengahan.
Di Indonesia pengenalan koperasi memang dilakukan oleh dorongan pemerintah,
bahkan sejak pemerintahan penjajahan Belanda telah mulai diperkenalkan.
Dewasa ini peran
koperasi di dalam perekonomian Indonesia masih sering dipertanyakan dan selalu
menjadi bahan perdebatan karena tidak
jarang koperasi dimanfaatkan di luar kepentingan generiknya. Banyak koperasi,
terutama KUD, yang tidak mendapatkan apresiasi dari masyarakat karena berbagai
faktor. Faktor utamanya adalah ketidak mampuan koperasi menjalankan
fungsi sebagai mana yang dijanjikan, serta banyak melakukan penyimpangan atau
kegiatan lain yang mengecewakan masyarakat. Kondisi ini telah menjadi
sumber citra buruk koperasi secara keseluruhan.
Menurut Guritno Kusumo, Sekretaris
Kementerian Koperasi dan UKM, kondisi koperasi di Indonesia saat ini
sangat memperihatinkan. Sebanyak 27 persen dari 177.000 koperasi yang ada
di Indonesia atau sekitar 48.000 koperasi kini tidak aktif. Hal itu
menandakan bahwa kondisi koperasi di Indonesia saat ini masih sangat
memprihatinkan. Karena jumlah koperasi yang tidak aktif memang dalam kisaran
yang cukup tinggi.
Dalam kondisi sosial dan ekonomi yang sangat diwarnai oleh
peranan dunia usaha, maka mau tidak mau peran dan juga kedudukan koperasi
dalam masyarakat akan sangat ditentukan oleh perannya dalam kegiatan usaha
(bisnis). Bahkan peran kegiatan usaha koperasi tersebut kemudian
menjadi penentu bagi peran lain, seperti peran koperasi sebagai lembaga
sosial. Berikut merupakan beberapa cara yang mungkin dapat mempertahankan
atau bahkan mengembangkan keberadaan koperasi di Indonesia:
1.
Mengembangkan
kegiatan usaha koperasi dengan mempertahankan falsafah dan prinsip
koperasi.
Beberapa
koperasi pada beberapa bidang usaha sebenarnya telah menunjukkan kinerja usaha
yang sangat baik, bahkan telah mampu menjadi pelaku utama dalam bisnis yang
bersangkutan. Pada koperasi-koperasi tantangannya adalah untuk dapat
terus mengembangkan usahanya dengan tetap mempertahankan prinsip-prinsip
perkoperasian Indonesia. Pada prakteknya, banyak koperasi yang setelah
berkembang justru kehilangan jiwa koperasinya.
2.
Keterkaitan
kegiatan koperasi dengan kegiatan pelayanan usaha umum.
Hal yang
menonjol adalah dalam interaksi koperasi dengan bank. Sifat badan usaha
koperasi dengan kepemilikan kolektif ternyata banyak tidak berkesesuaian
(compatible) dengan berbagai ketentuan bank. Sehingga akhirnya ‘terpaksa’
dibuat kompromi dengan menjadikan individu (anggota atau pengurus) sebagai
penerima layanan bank (contoh : kredit KKPA). Hal yang sama juga terjadi
jika koperasi akan melakukan kontrak usaha dengan lembaga usaha lain.
Kondisi ini berhubungan erat dengan aspek hukum koperasi yang tidak berkembang
sepesat badan usaha perorangan. Disamping itu karakteristik koperasi
tampaknya kurang terakomodasi dalam berbagai peraturan perundang-undangan yang
menyangkut badan usaha selain undang-undang tentang koperasi sendiri. Hal
ini terlihat misalnya dalam peraturan perundangan tentang perbankan,
perpajakan, dan sebagainya.
3.
Mengatasi
beberapa permasalahan teknis usaha bagi koperasi kecil untuk berkembang.
Permasalahan teknis seperti sulitnya mencari informasi mengenai kegiatan
yang berhubungan dengan operasi dalam koperasi itu sendiri telah semakin banyak
dihadapi oleh koperasi, dan sangat dirasakan kebutuhan bagi ketersediaan
layanan untuk mengantisipasi berbagai permasalahan tersebut.
4.
Mengakomodasi
keinginan pengusaha kecil untuk melakukan usaha atau mengatasi masalah usaha
dengan membentuk koperasi.
Banyak dari pengusaha kecil yang mengalami kesulitan dalam pemenuhan
bahan bakunya atau masalah lain dalam kegiatan operasinya memberi gambaran
bahwa keinginan dan kebutuhan untuk membentuk koperasi cukup besar, asalkan
memang mampu mengakomodasi keinginan dan kebutuhan para pengusaha tersebut.
Kasus serupa cukup banyak terjadi pada berbagai bidang usaha lain di berbagai
tempat.
5.
Pengembangan
kerjasama usaha antar koperasi.
Banyak peluang usaha yang tidak dapat dipenuhi oleh koperasi secara
individual. Jaringan kerjasama dan keterkaitan usaha antar
koperasi, bukan hanya keterkaitan organisasi, potensial untuk dikembangkan
antar koperasi primer serta antara primer dan sekunder. Perlu pula
menjadi catatan bahwa di berbagai negara lain, koperasi telah kembali
berkembang dan salah satu kunci keberhasilannya adalah spesialisasi kegiatan
usaha koperasi dan kerjasama antar koperasi. Mengenai hubungan koperasi
primer dan sekunder di Indonesia, saat ini banyak yang bersifat artifisial
karena antara primer dan sekunder sering mengembangkan bisnis yang tidak
berkaitan bahkan tidak jarang justru saling bersaing.
6.
Peningkatan
kemampuan usaha koperasi pada umumnya.
Kemampuan usaha
koperasi : permodalan, pemasaran, dan manajemen; umumnya masih lemah.
Telah cukup banyak usaha yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi hal
tersebut, namun masih sering bersifat parsial, tidak kontinyu, bahkan tidak
sesuai dengan kebutuhan. Pendampingan dalam suatu proses pemberdayaan
yang alamiah dan untuk mengembangkan kemampuan dari dalam koperasi sendiri
tampaknya lebih tepat dan dibutuhkan.
7.
Peningkatan
Citra Koperasi
Pengembangan
kegiatan usaha koperasi tidak dapat dilepaskan dari citra koperasi di
masyarakat. Harus diakui bahwa citra koperasi belum, atau sudah tidak,
seperti yang diharapkan. Masyarakat umumnya memiliki kesan yang tidak
selalu positif terhadap koperasi. Koperasi banyak diasosiasikan dengan
organisasi usaha yang penuh dengan ketidak-jelasan, tidak profesional, Ketua
Untung Dulu, justru mempersulit kegiatan usaha anggota (karena
berbagai persyaratan), banyak mendapat campur tangan pemerintah, dan
sebagainya. Di media massa, berika negatif tentang koperasi tiga kali
lebih banyak dari pada berita positifnya (PSP-IPB, 1995); berita dari para
pejabat dua kali lebih banyak dari berita yang bersumber langsung dari
koperasi, padahal prestasi koperasi diberbagai daerah cukup banyak dan
berarti. Citra koperasi tersebut pada gilirannya akan
mempengaruhi hubungan koperasi dengan pelaku usaha lain, maupun perkembangan
koperasi itu sendiri. Bahkan citra koperasi yang kurang ‘pas’ tersebut
juga turut mempengaruhi pandangan mereka yang terlibat di koperasi, sehingga
menggantungkan diri dan mencari peluang dalam hubungannya dengan kegiatan
pemerintah justru dipandang sebagai hal yang wajar bahkan sebagai sesuatu yang
‘sudah seharusnya’ demikan. Memperbaiki dan meningkatkan citra
koperasi secara umum merupakan salah satu tantangan yang harus segera mendapat
perhatian.
8.
Penyaluran
Aspirasi Koperasi
Para pengusaha umumnya
memiliki asosiasi pengusaha untuk dapat menyalurkan dan menyampaikan aspirasi
usahanya, bahkan juga sekaligus sebagai wahana bagi pendekatan (lobby) politik
dan meningkatkan keunggulan posisinya dalam berbagai kebijakan
pemerintah. Asosiasi tersebut juga dapat dipergunakan untuk
melakukan negosiasi usaha, wahana pengembangan kemampuan, bahkan dalam rangka
mengembangkan hubungan internasional. Dalam hal ini asosiasi atau lembaga
yang dapat menjadi wahana bagi penyaluran aspirasi koperasi relatif
terbatas. Hubungan keorganisasian vertikal (primer-sekunder :
unit-pusat-gabungan-induk koperasi) tampaknya belum dapat menampung berbagai
keluhan atau keinginan anggota koperasi atau koperasi itu sendiri.
Kelembagaan yang diadakan pemerintah untuk melayani koperasi juga acap kali
tidak tepat sebagai tempat untuk menyalurkan aspirasi, karena sebagian aspirasi
tersebut justru berhubungan dengan kepentingan pemerintah itu sendiri.
Demikian pula dengan kelembagaan gerakan koperasi yang sekian lama kurang
terdengar kiprahnya. Padahal dilihat dari jumlah dan kekuatan
(ekonomi) yang dimilikinya maka anggota koperasi dan koperasi kiranya perlu
diperhatikan berbagai kepentingannya.
Referensi:
1 komentar:
TINNIGHT FRESH FRESH FRESH FRESH FRESH FRESH FRESH
The TINNIGHT titanium ring for men FRESH micro titanium trim FRESH FRESH FRESH FRESH micro titanium trim FRESH FRESH FRESH apple watch titanium vs aluminum FRESH FRESH FRESH FRESH FRESH FRESH microtouch titanium trim reviews FRESH FRESH FRESH FRESH FRESH FRESH FRESH
Posting Komentar