Awalnya AFTA ditargetkan ASEAN merupakan wujud dari kesepakatan dari
negara-negara ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam
rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN dengan menjadikan
ASEAN sebagai basis produksidunia akan dicapai dalam waktu 15 tahun
(1993-2008), kemudian dipercepat menjadi tahun2003, dan terakhir dipercepat
lagi menjadi tahun 2002. Skema
Common Effective
Preferential Tariffs For ASEAN Free Trade Area (CEPT-AFTA) merupakan
suatu skema untuk 1mewujudkan AFTA melalui penurunan tarif hingga menjadi 0-5%,
penghapusan pembatasankuantitatif dan hambatan-hambatan non tarif lainnya.
Perkembangan terakhir yang terkait denganAFTA adalah adanya kesepakatan untuk
menghapuskan semua bea masuk impor barang bagiBrunai Darussalam pada tahun
2010, Indonesia, Malaysia, Philippines, Singapura dan Thailand,dan bagi
Cambodia, Laos, Myanmar dan Vietnam pada tahun 2015.Kerjasama AFTA bertujuan
untuk meningkatkan daya saing produk ASEAN di pasar dunia danmenciptakan pasar
seluas-luasnya untuk menstimulus peningkatan FDI (Foreign
Direct Investment) di kawasan Asia
Tenggara. Kerjasama ini pada awalnya hanya beranggotakan enamnegara yaitu
Indonesia, Singapura, Brunei Darussalam, Thailand, Filipina, dan Malaysia.
Tetapi pada perkembangannya, AFTA memperluas keanggotaanya dengan masuknya
anggota baruyaitu Vietnam (1995), Laos dan Myanmar (1997), serta Kamboja
(1999).
Bagi
pengusaha Indonesia terutama yang terkait dalam kegiatan ekspor, pasar ASEAN
mempunyai jumlah penduduk sekitar 500 juta, sehingga merupakan peluang pasar
yang lebih besar. Demikian pula bagi pengusaha negara anggota ASEAN lainnya.
Beberapa negara anggota ASEAN memiliki daya beli lebih besar dibandingkan
Indonesia.
Pasar
yang sangat potensial ini akan memungkinkan berkembangnya usaha dengan pesat
dan menguntungkan. Di pihak lain, di pasar ASEAN yang tadinya terpisah, akan
terintegrasi dan tingkat persaingan regional akan lebih ketat. Pesaing yang
tadinya hanya produsen Indonesia, menjadi produsen ASEAN. Dengan meningkatkan daya saing melalui efisiensi
usaha, pengusaha Indonesia tidak saja dapat survive, tetapi juga akan
berkembang di pasar yang lebih besar. Tetapi bila gagal dalam meningkatkan daya
saing, berarti akan mengalami kesulitan
Dampak
positif AFTA bagi Indonesia adalah produk-produk Indonesia dapat dengan mudah
berada di kawasan ASEAN dan negara-negara anggota AFTA. Selain memberi
keuntungan dengan kemudahan perdagangan internasional dalam kawasan ASEAN, hal
ini juga akan memacu kreativitas pengusaha-pengusaha Indonesia, sebab
produk-produk negara lain di kawasan ASEAN dan anggota AFTA pun akan meramaikan
pasar Indonesia, sehingga jika para pelaku bisnis Indonesia tidak meningkatkan
kreativitasnya, maka akan menimbulkan dampak negatif yang berpengaruh besar
terhadap perekonomian Indonesia yang dibuktikan dengan mudahnya produk
Indonesia akan digantikan oleh produk-produk impor.
0 komentar:
Posting Komentar